Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.
Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.
Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-benda. Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk rasa yang berlebihan. Unjuk rasa yang anarkis biasanya dilakukan oleh para mahasiswa.
Mahasiswa merupakan harapan bangsa yang harus berpola pikir idealis. Mahasiswa memiliki peranan penting bagi arah masa depan bangsa ini, mereka sengaja dicetak di bangku perkuliahan dengan segala ilmu yang nantinya dapat mereka terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebelum ataupun sesudah mereka di wisuda. Hal ini merupakan sebuah tanggung jawab yang besar bagi para mahasiswa, mereka harus berpikir keras tentang arah perubahan yang baik bagi masyarakat.
Di Indonesia yang sangat disayangkan adalah kenyataan mahasiswa masa kini, semakin maju dan berkembangnya zaman tetapi membuat pikiran idealis mereka menjadi tumpul. Yang terjadi saat ini adalah mahasiswa menjadi semakin apatis, mereka tidak lagi peduli tentang isu-isu sosial yang sedang berkembang di lingkungan kampus, tempat tinggal bahkan isu-isu yang berkembang dalam pemerintahan. Ketumpulan idealisme terjadi pada mahasiswa yang seringkali mengaku bahwa dirinya dan organisasi yang menaunginya adalah benar-benar aktivis sejati. Mereka rajin melakukan aksi “turun ke jalan” untuk berorasi dalam demo dan meneriakkan segudang tuntutan yang harus segera dipenuhi oleh pemerintah. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sikap tersebut karena mahasiswa disebut sebagai seorang agent of change namun akan menjadi masalah jika demo atau unjuk rasa yang mereka lakukan harus di nodai dengan tindakan brutal dan anarkis, membuang jauh identitas intelektual mereka. Demonstrasi sekarang menjadi sangat lekat dengan kekerasan, sehingga setiap demonstrasi harus selalu dijaga oleh berlapis-lapis pasukan polisi dengan senjata dan pelindung. Mahasiswa pun harus berdemo dengan memakai helm untuk melindungi kepala mereka dari lemparan batu atau pentungan polisi.
Hal ini kemudian diperparah dengan isi demonstrasi itu sendiri yang seringkali tidak konstruktif. Demonstrasi menjadi sekumpulan massa yang bergerak dan berteriak bersama tapi kosong dari solusi sehingga hanya memperkeruh suasana. Isinya hanya desakan dan tuntutan disertai dengan bumbu makian serta sumpah serapah, lalu jika tidak dipenuhi, aksi akan mudah berujung anarki.
Demonstrasi ini juga menjadi suatu hal yang lebih bersifat reaktif daripada sebuah upaya sistematis dan proaktif untuk perbaikan bangsa. Sedikit-sedikit demonstrasi, tanpa ada upaya terlebih dulu untuk mengklarifikasi dan mendalami masalah yang ada serta mendiskusikan kemungkinan solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
Karena begitu penting dan mendesaknya peran mahasiswa bagi bangsa ini, sudah seharusnya peran mahasiswa lebih berfokus pada solusi daripada masalah. Dalam demonstrasi selayaknya yang disampaikan bukan hanya hujatan dan tuntutan mundur terhadap pihak tertentu karena dianggap gagal mengatasi suatu masalah. Demonstrasi akan lebih bersifat konstruktif jika yang disampaikan adalah penawaran alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Demonstrasi dilakukan dengan tertib setelah sebelumnya diadakan forum-forum diskusi bersama untuk membahas suatu isu sehingga dihasilkan alternatif pemecahan masalah yang bisa diambil.
Demonstrasi pun bukan satu-satunya cara untuk mencurahkan aspirasi dan menujukkan kepedulian kepada bangsa. Tidak perlu selalu mengumpukan ribuan massa untuk menyampaikan aspirasi. Alangkah lebih efektif jika penyampaian aspirasi dilakukan dengan perwakilan mahasiswa yang berdialog langsung dengan jajaran pimpinan lembaga atau pihak-pihak terkait. Mahasiswa mengetuk pintu mereka dengan sopan, dengan prosedur resmi, bukan berteriak mencaci di luar pagar karena sikap yang demikian sama sekali jauh dari solusi.
Aspirasi positif mahasiswa juga dapat disampaikan melalui berbagai media. Media cetak dan internet kini membuka banyak ruang untuk diisi dengan kontribusi pemikiran dan tawaran solusi dari mahasiswa bagi perbaikan bangsa.
Cara-cara seperti ini akan membuat potensi anarki dapat ditekan serendah mungkin. Kemacetan yang merugikan banyak pihak dapat dihindari. Ketakutan dapat diusir jauh-jauh. Aspirasi mahasiswa dapat tersampaikan dengan baik. Permasalahan bangsa pun dapat lebih mudah diselesaikan.
Hal ini tidak berarti membuat demonstrasi menjadi tidak diperlukan lagi. Meniadakan aktivitas demonstrasi sama sekali juga merupakan tindakan yang kurang bijak. Demonstrasi yang dilakukan dengan tertib dan solutif akan memberikan suatu pendidikan dan inspirasi yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Karena mahasiswa dengan kapasitas intelektual yang dimilikinya memang sudah seharusnya turut serta dalam mendidik setiap komponen bangsa, minimal dengan memberikan teladan yang baik dengan berdemonstrasi dengan cara yang elegan.
Baru-baru ini ditayangan berita hampir disemua stasiun televisi dapat kita saksikan aksi mahasiswa berdemo dan terlibat perkelahian dengan aparat keamanan, sungguh sangat disayangkan sekelompok manusia berpendidikan harus terlibat perkelahian yang ditonton berjuta-juta juta jiwa bangsa ini.
Mengapa kawan-kawan mahasiswa harus berdemo dengan tindakan anarkis? Dari semua kejadian ini masihkah Indonesia disebut sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan berbudi luhur? Agaknya itu menjadi persoalan bagi semua masyarakat bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis identitas ini.
Yang kemudian harus kita pahami bersama adalah bahwa terlepas dari bobroknya aksi mahasiswa dalam demonstrasi akhir-akhir ini, paling tidak hal ini menunjukkan bahwa mereka masih peduli terhadap nasib bangsanya. Walaupun kepedulian itu memang masih belepotan noda karena perilaku mahasiswa itu sendiri. Banyak pihak boleh saja menghujat dan antipati terhadap aksi demonstrasi mahasiswa, tapi seharusnya kita melihatnya sebagai potensi dan harapan. Hanya perlu mengarahkan mahasiswa saja untuk menyalurkan kepedulian mereka dalam jalur yang benar. Maka kemudian kita akan menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri bahwa bangsa ini melangkah nyata menuju puncak kejayaannya, dengan mahasiswa sebagai penggeraknya.
0 komentar:
Posting Komentar